Kamis, 18 Februari 2016

Alam jin: Kesurupan jin

Bab pertama

Alam jin

Ketujuh:

Manusia itu dapat dirasuki oleh jin, dengan kata lain "kesurupan".

Kesurupan itu betul ada (19), yakni seseorang yang tubuhnya dimasuki oleh jin, sehingga dia berbicara dengan bahasa dan suara yang lain, tingkah laku yang lain dan seterusnya. Itu adalah 'aqidah (keyakinan) ahlus Sunnah wal jama'ah, yang menyalahi 'aqidah ahlul bida' wal iftiraq (ahli bid'ah dab perpecahan), yaitu kaum mu'tazilah (20) yang mengingkari bahwa manusia itu bisa dirasuki oleh jin.

Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam telah bersabda, "Syaithan itu berjalan ke tubuh manusia mengikuti perjalanan darah." (21) Dalil para 'ulama kita ada firman Allah dalam surah al-Baqarah ayat 275:

"Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaithan lantaran (tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat), sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Rabbnya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba), maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah. Orang yang kembali (mengambil riba), maka orang itu adalah penghuni-penghuni Neraka, mereka kekal di dalamnya."

Sayaa berkata: Kata "al-Mass" dalam ayat di atas berarti sentuhan dan masukan. Dari sinilah kemudian ditafsirkan oleh para 'ulama kita bahwa syaithan atau jin dapat memasuki tubuh manusia dan mempengaruhinya melalui ucapan maupun tindakan (22).

Yang perlu kita ketahui, bahwa zaman sekarang banyak orang bertingkah laku seperti orang kesurupan tetapi sebenarnya tidak kesurupan. Karena apabila manusia mengalami kegoncangan dan beban yang berat, terkadang bisa berubah ucapan maupun perbuatannya menyerupai orang kesurupan. Adakalanya dia pura-pura kesurupan dan yang seperti ini banyak sekali. Ini sekedar komentar untuk menjelaskan bahwa tidak semua keanehan yang terjadi di antara kita disebut kesurupan.

===

(19) Kesurupan jin itu harus diyakini kebenarannya, berdasarkan dalil dari al-Qur-an, Sunnah dan dalil musyahadah dari peristiwa-peristiwa yang terjadi di sekeliling kita dan tidak ada perselisihan di antara para imam-imam kaum muslimin dalam hal ini, sebagaimana yang ditegaskan oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah dalam kitab Majmu' Fatawa 19/12.

(20) Yakni segolongan dari kaum mu'tazilah saja, seperti al-Jabaa-iy dan Abu Bakar ar-Raaziy, lihat kitab 'Alamul jin wa syayathiin, karya Dr. Sulaiman al-Asyqar halaman 78.

(21) Diriwayatkan oleh Imam al-Bukhari nomor 3281 dan 7171 dan Imam Muslim nomor 2170, dengan lafazh sebagai berikut:
Dari Anas radhiyallaahu 'anhu, sesungguhnya Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam pernah bersama seorang isteri beliau, maka berlalulah seseorang di hadapannya, beliau Shallallaahu 'alaihi wa Sallam pun memanggilnya dan orang itu pun mendatangi beliau Shallallaahu 'alaihi wa Sallam. Maka beliau Shallallaahu 'alaihi wa Sallam berkata kepadanya, "Ini adalah isteriku fulanah", kemudian orang itu berkata, "Aku tidak mengira engkau, wahai Rasulullahl, maka Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda, "Sesungguhnya syaithan berjalan di tubuh manusia (mengikuti peredaran) darah."

(22) Sebagaimana yang dikatakan oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah dalam kitab Majmu' Fatawa 24/276-277.

===

Maroji'/ Sumber: http://baitulkahfitangerang.blogspot.com/2015/01/alam-jin-kesurupan-jin.html